Jumat, 05 November 2010

Kisah Mitos Benua Atlantis itu Indonesia

Prof. Arysio Nunes Dos Santos menerbitkan buku yang menggemparkan :
“Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ?
Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak
kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia (?!). Selama
ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah
benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang
sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang
tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai
hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa,
dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa
peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.

Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai
ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga
sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah
negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini
menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di
tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah
Indonesia, katanya..

Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi
Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam
menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi,
Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative
Mythology. Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang
lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah
sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini
telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini adalah iklan gratis
untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak
memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.

Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih
menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini
belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan
sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia
menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah
fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan
emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan
berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu
metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian,
tarian, teater, musik, dan olahraga.


Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan
kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum
mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa
bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua
itu.


Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan
bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah
sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam
bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato
11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan
berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir
dan gempa yang sangat hebat.

Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang
hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia :
Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa,
Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia
dan benua Asia.


Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling
menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang
merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.


Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan
penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung
lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam
kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung
Agung, dan Gunung Rinjani.


Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat
gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan
membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya
memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat
tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera
dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara
Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa
‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia
yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es
Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan
abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap
oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke
seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat
tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar
130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia
tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan
puncak-puncak gunung berapi.

Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat
pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan
letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat.
Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.

Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara
makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu
itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah
kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang...


dan bangsa yang maju adalah bangsa penjajah...jadi nenek m0yang kita
dulau adalah bangsa pertama yang menjajah di seluru dunia...

Krakatau adalah
kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara
pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak
gunung berapi di sana yang, karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus
1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang
diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26
Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera
Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia
dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima
dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer.
Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak
di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia
Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus
jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika
Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan
teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah
laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu
teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di
dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut,
sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli
geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai
letusan tersebut.

Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa,
Kalimantan Dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia
Dan benua Asia.
atlantis1
Gambar 1 : Atlantis
Sulawesi, Maluku Dan Irian masih menyatu dengan benua Australia Dan
terpisah dengan Sumatera Dan lain-lain itu. Kedua kelompok pulau ini
dipisahkan oleh sebuah Selat yang mengikuti garis ‘Wallace’. Lihat
gambar 1. Gambar 2 : Atlantis (National Geographic Magazine)
Gambar 2 : Atlantis (National Geographic Magazine)
Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan,
yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara, Dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan
bagian dari ‘Ring of Fire’.
Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau Dan
‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang
disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah
Gunung Semeru, Gunung Agung, Dan Gunung Rinjani.
Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat
gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, Dan
membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya
memisahkan pulau Sumatera Dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat
tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera
dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara
Sumatera dan Kalimantan.
Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke
udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu
sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan
abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap
oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia.
Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut
naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah
di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah
dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi. Lihat Gambar 1.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat
pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan
letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat.
Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur
yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu
adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah
kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.
Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu
“….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi
satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah
dengan luas Laut China Selatan.
Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat,
berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka.
Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan
Indonesia dan bukan di tempat lain.
maya_titanosiris1


Terakhir diubah oleh masfack tanggal Thu 28 Jan 2010, 11:02 am, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
http://kediri.forum8.biz

PostSubyek: Re: KIsah ..mitos Benua Atlantis Itu Indonesia   Thu 28 Jan 2010, 11:00 am

Santos telah menduga hal ini lebih dari 20 tahunan yang lalu sewaktu
dia mencermati tradisi-tradisi suci dari Junani, Roma, Mesir,
Mesopotamia, Phoenicia, Amerindian, Hindu, Budha, dan Judeo-Christian.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata
istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian
yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa
suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang
lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai
Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu.
Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang,
yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara
menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang
yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum,
sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana
emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar
lainnya.
Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!).
Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik
setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa
keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan
Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di
lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan
banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir,
Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.
Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India
melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan,
Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang
tenggelam tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia.
Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba
atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia,
metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di
seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida.
Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika
dan semantik.
Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari”
dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari
Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang
menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan,
Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain.
Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis
diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala,
Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa
benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia.
Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan
dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam
suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’ (KLIK DISINI).
Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya
atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori
Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian
orang-orang luar ke Indonesia.
Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.
Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang
sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek
moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah
suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih
dari sepuluh ribu tahun.
Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang
Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih
belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Alloh SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang Dia
pergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya.

Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut
guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit
yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian
(sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan
beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu
mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di
dasar laut di Indonesia.
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ?
Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan
menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi
sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh
dunia ini ?
Coba dong beri pula perhatian yang memadai.
Atau coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk
cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan
buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah
Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti
kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara
terang-terangan sekarang ini.
Khususnya bagi warga Minang, Ada juga ‘utak-atik’ yang bisa dilakukan.
Santos mengatakan berdasarkan penelitiannya bahwa berbagai kisah
tentang negara bak ‘surga’ yang kemudian menjadi hilang, bencana banjir
besar, letusan gunung berapi, dan gempa dahsyat ditemui pada
kisah-kisah berbagai bangsa di seluruh dunia. Kisah ini mirip satu
dengan lainnya.
Apa pula kata Tambo Minangkabau tentang ranah Minang zaman baheula ?

“….Pada maso sabalun babalun balun, urang balun pinangpun balun, samaso
tanah ameh ko sabingkah jo Simananjuang, kok gunuang baru sabingkah
batu, tanah darek balun lai leba……, lah timbua gunung Marapi” (Pada
masa serba belum, orang belum pinangpun belum, semasa tanah emas ini
masih menyatu dengan Semenanjung, gunung baru sebingkah batu, tanah
daratan belum lebar, sudah timbul gunung Merapi). Ada lagi “…waktu bumi
basintak naiak, lauik basintak turun…” (Sewaktu daratan bergerak naik,
laut bergerak turun).

‘………Samaso tanah ameh sabingkah jo Simananjuang’ , ini adalah masa sewaktu Atlantis masih exist.
menhir_mahat2_t2
Salah satu Menhir di Mahat

Sayang gerombolan Krakatau nggak di bawa kesini waktu berdarma wisata. Padahal tinggal lewat aja …. Siapa sih tur guide nya ?

Konon kabarnya pula, sejumlah menhir yang berjumlah 800an buah di Mahat posisinya menghadap kearah matahari terbit, atau kearah Timur.
Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos yang
tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa
bumi.Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos
yang tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa
bumi.
Pulau Sumaterapun ternyata tertulis dalam kisah Atlantis, yang disebut sebagai Taprobane.
Dulu Taprobane ini diartikan sebagai Ceylon, tapi kalau melihat ukuran
besarnya tidak syak lagi bahwa Taprobane adalah Sumatera yang
dikisahkan kaya dengan emas, batuan mulia, dan beragam binatang
termasuk gajah.
Itulah kira-kira teori Santos secara sangat ringkas.
Bagi yang berminat untuk membaca lebih jelas, dapat langsung ke website Profesor Santos http://atlan. org/ atau membeli bukunya yang disebutkan diatas ke penerbit ‘Amazon.com’ (kalau sudah ada terbitan barunya).
Dan….perusahaan penerbangan mana yang akan memulai dengan iklan : Indonesia, Truly Atlantis………












Mitos tentang Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang
filsafat Yunani kuno bernama Plato (427 - 347 SM) dalam buku Critias
dan Timaeus.

Dalam buku Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay
Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat
pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi
laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru
akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan
Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari
semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang
melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dibagian lain pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias
mengisahkan tentang Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat
Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog.
Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias,
sedangkan Joepe juga mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama
Solon (639-559 SM).
Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno,
suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam
leluhur mengetahui legenda Atlantis.

Garis besar kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas
Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga
dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak
yang tak terhitung banyaknya. Istana dikelilingi oleh tembok emas dan
dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertahtakan
emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan

peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan
perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang
terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai
daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,


tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.

hanya isu atau yang lain terserah tapi bisa pr0m0si pariwisata gratis b0s...
Kembali Ke Atas Go down
http://kediri.forum8.biz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar